PEMBIASAN CAHAYA
Pembiasan cahaya berarti pembelokan arah rambat cahaya saat melewati bidang batas dua medium tembus cahaya yang berbeda indeks biasnya. Pembiasan cahaya mempengaruhi penglihatan pengamat. Contoh yang jelas adalah bila sebatang tongkat yang sebagiannya tercelup di dalam kolam berisi air dan bening akan terlihat patah.
a. Indeks Bisa Medium
Ketika kamu sedang minum es pernahkah kamu memperhatikan sedotan yang
ada pada gelas es ? Sedotan tersebut akan terlihat patah setelah melalui
batas antara udara dan air. Hal ini terjadi karena adanya peristiwa
pembiasan atau refraksi cahaya. Bagaimana sebenarnya peristiwa ini
terjadi?
Kecepatan merambat cahaya pada tiap-tiap medium berbeda-beda tergantung
pada kerapatan medium tersebut. Perbandingan perbedaan kecepatan rambat
cahaya ini selanjutnya disebut sebagai indeks bias. Dalam dunia optik
dikenal ada dua macam indeks bias yaitu indeks bias mutlak dan indeks
bias relatif. Indeks bias mutlak adalah perbandingan kecepatan cahaya di
ruang hampa dengan kecepatan cahaya di medium tersebut
dengan
nmedium : indeks bias mutlak medium
c : cepat rambat cahaya di ruang hampa
v : cepat rambat cahaya di suatu medium
Indeks bias mutlak medium yaitu indeks bias medium saat berkas cahaya
dari ruang hampa melewati medium tersebut. Indek bias mutlak suatu
medium dituliskan nmedium. Indeks bias mutlak kaca dituliskan nkaca, indeks bias mutlak air dituliskan nair dan seterusnya. Oleh karena c selalu lebih besar dari pada v maka indeks bias suatu medium selalu lebih dari satu nmedium >1.
Contoh indeks bias mutlak beberapa zat.
Medium | Indeks bias mutlak |
Udara (1 atm, 0° C) Udara (1 atm, 0° C) Udara (1 atm, 0° C) Air Alkohol Gliserin Kaca kuarsa Kaca kerona Kaca flinta Intan | 1,00029 1,00028 1,00026 1,33 1,36 1,47 1,46 1,52 1,65 2,42 |
Indeks bias relatif adalah perbandingan indeks bias suatu medium terhadap indeks bias medium yang lain.
dengan
n12 : indeks bias relatif medium 1 terhadap medium 2
n21 : indeks bias relatif medium 2 terhadap medium 1
n1 : indeks bias mutlak medium 1
n2 : indeks bias mutlak medium 2
Setiap medium memiliki indeks bias yang berbeda-beda, karena perbedaan
indeks bias inilah maka jika ada seberkas sinar yang melalui dua medium
yang berbeda kerapatannya maka berkas sinar tersebut akan dibiaskan.
Pada tahun 1621 Snellius, seorang fisikawan berkebangsaan Belanda
melakukan serangkaian percobaan untuk menyelidiki hubungan antara sudut
datang (i) dan sudut bias (r). Hukum pembiasan Snellius berbunyi:
1. Sinar datang, sinar bias dan garis normal terletak pada satu bidang datar.
2. Perbandingan sinus sudut datang dengan sinus sudut bias dari suatu
cahaya yang melewati dua medium yang berbeda merupakan suatu konstanta.
|
Menurut teori muka gelombang rambatan cahaya dapat digambarkan sebagai
muka gelombang yang tegak lurus arah rambatan dan muka gelombang itu
membelok saat menembus bidang batas medium 1 dan medium 2 seperti
diperlihatkan gambar 18.
Gambar 18. Muka gelombang pada pembiasan cahaya dari medium1 ke medium 2.
Pada segitiga ABD berlaku persamaan trigonometri sebagai berikut
Sin i =
, sedangkan pada segitiga AED berlaku persamaan trigonometri sebagai berikut, Sin r =
. Bila kedua persamaan dibandingkan akan diperoleh
Pada peristiwa pembelokan cahaya dari medium 1 ke medium 2 ini besaran frekuensi cahaya tetap atau tidak mengalami perubahan. Karena v = l.f maka berlaku pula,
Dengan keterangan,
n1 : indeks bias medium 1
n2 : indeks bias medium 2
v1 : cepat rambat cahaya di medium 1
v2 : cepat rambat cahaya di medium 2
λ1 : panjang gelombang cahaya di medium 1
λ2 : panjang gelombang cahaya di medium 2
Di samping menunjukkan perbandingan cepat rambat cahaya di dalam suatu
medium, indeks bias juga menunjukkan kerapatan optik suatu medium.
Semakin besar indeks bias suatu medium berarti semakin besar kerapatan
optik medium tersebut. Bila cahaya merambat dari medium kurang rapat ke
medium yang lebih rapat, cahaya akan dibiaskan mendekati garis normal,
sebaliknya bila cahaya merambat dari medium lebih rapat ke medium kurang
rapat akan dibiaskan menjauhi garis normal.
|
Contoh Soal:
1. Cepat rambat cahaya di medium A besarnya 2 x 108 m/s. Bila cepat rambat cahaya di ruang hampa 3 x 108 m/s, berapakah indeks bias mutlak medium itu?
Penyelesaian:
Diketahui :
Diketahui :
n1 = 1
v1 = 3 x 108 m/s
v2 = 2 x 108 m/s
v1 = 3 x 108 m/s
v2 = 2 x 108 m/s
Ditanya : n2 = ?
Jawab :
n2 = 1,5 | ||
2. | Seberkas cahaya datang dari udara (nu = 1) ke dalam air (na = 1,33) dengan sudut datang 30°. Tentukan besar sudut bias! | |
Penyelesaian
Diketahui : | nu = 1 na = 1,33 i = 30° |
Ditanya : r = ?
Penyelesaian:
Diketahui : | vkaca = 2,00 x 108 m/s vair = 2,25 x 108 m/s |
Ditanya :
a) nair-kaca .....?
b) nkaca-air ....?
a) nair-kaca .....?
b) nkaca-air ....?
Jawab :
Penyelesaian:
No 3 bagian b apa ya
BalasHapus